Memimpin Dengan Hati Hamba
Kalangan Sendiri

Memimpin Dengan Hati Hamba

Puji Astuti Official Writer
      4796

1 Petrus 5:2

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Bacaan Alkitab Setahun Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 7-8

Kemampuan kita untuk berbicara dengan otoritas berasal dari sumber yang sama dengan Yesus sendiri. Otoritas yang dimiliki Yesus tidak didasarkan pada posisi duniawi mana apapun, tetapi karena kualitas, perilaku, dan karakter  kehidupan-Nya.

 Gembala yang sejati menjalankan kepemimpinan rohani dengan hati seorang hamba. Sebagai pelayan, kita melayani apa yang menjadi kebutuhan orang-orang yang  terpanggil untuk kita pimpin. Itulah sebabnya Yesus berkata kita akan dikenal sebagai murid-murid-Nya dengan cara hidup kita yang saling mengasihi. 

Persyaratan untuk menjadi pemimpin rohani dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1 adalah persyaratan karakter. Semua ini dimungkinkan oleh kehadiran Allah yang tinggal di dalam kita, yaitu Roh Kudus. Petrus menuliskan, 

“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. 

Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." (1 Petrus 5: 2, 3).

Kamu pasti tidak pernah mendengar Yesus berkata, "kamu harus  melakukan ini karena Aku adalah Tuhan."  Apa yang terjadi dalam hubungan pernikahan ketika seorang suami secara resmi menuntut kepatuhan karena dia adalah kepala rumah tangga? Tidak ada yang baik, izinkan saya meyakinkan kamu. 

Pemimpin rohani di rumah, gereja, kelas sekolah minggu, kelompok penelaahan Alkitab, dll. Memikul tanggung jawabnya dengan memenuhi kebutuhan mereka yang di bawah asuhannya. Menjadi seorang pemimpin adalah tanggung jawab yang luar biasa, bukan hak untuk dituntut. 

Seorang pemimpin yang bijak mendengarkan dengan seksama nasihat dari orang-orang yang diayominya dan bergantung pada Roh Kudus. Dengan kemampuan yang diberikan oleh  Roh Kudus, seorang pemimpin dapat menjalani kehidupan yang benar dan melalui hal itu dia dapat memimpin dengan otoritas yang penuh kasih.

Sebagai pemimpin rohani, kita harus seperti Kristus dan mendasarkan kepemimpinan kita dalam kualitas, perilaku dan karakter hidup kita. Kita dapat berbicara dengan otoritas jika apa yang kita katakan itu benar sesuai dengan Firman Allah dan ketika karakter kita seperti Kristus.

Apakah kamu sudah menjalankan kepemimpinan sebagai seorang hamba ini? Yuk kita belajar bersama-sama bertumbuh dalam kemimpinan yang meneladani Kristus. 

Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan

Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling

Ikuti Kami